Jangan Baca Pikiran Introversion
Aku
sudah lama tenggelam dalam kecemasan, terus berpikir dan menarik diri sebab
merasa rendah diri tak berkesudahan.
Bahkan hal yang belum dimulai pun sudah terpikirkan olehku bagaimana
nanti penyelesaiannya. Lantas, aku menganggap diriku tidak pantas. Aku berpikir
kalau aku bukanlah siapa-siapa yang diinginkan sesiapa. Tangguh dan tangguh,
terkesan angkuh sebab sering tidak punya kesempatan untuk didengar.
Aku
tidak pernah menyalahkan sesiapa untuk hal ini, ini problematika yang datang
dari diriku sendiri, hingga tumbuh menjadi pribadi yang minim percaya diri. Terlalu
fokus pada pikiran, perasaan, dan mood yang berasal dari dalam diri (Internal),
dibandingkan mencari stimulasi dari luar. Butuh proses panjang untuk bisa
menerima dan mencintai diri sendiri, aku kerap kali menyalahkan dunia yang
mengasingkan manusia seperti aku.
Ternyata
aku salah. Ya, aku yang salah. Aku yang terlalu semrawut, berharap dipahami
padahal diri sendiri enggan memahami. Merasa diasingkan, padahal diri
sendirilah yang sengaja mengasingkan diri. Merasa tidak diterima, padahal
seringnya menarik diri. Ingin didengarkan tapi tak mau buka suara. Untuk menyadari ini semua juga butuh waktu begitu lama, perlu introspeksi diri sedemikian
dalam.
Aku
harus melihat dulu aku yang apa adanya. Bukan aku dengan versi yang harus
sempurna di mata dunia.
Kamu
benar, aku memang terlihat tidak peduli. Tapi aku bukan tidak peduli seperti
apa yang kamu pikirkan. Kuakui, aku sensitif. Kebiasakanku ialah mendengar dan
mengamati. Ketika kamu mengatakn sesuatu yang itu disengaja atau tidak, kamu
sadari atau tidak kalau itu menyakiti. Saat itu aku mungkin hanya diam bahkan
tersenyum. Aku adalah tipe orang yang susah melupa. Sehingga jika suatu hari
kamu merasa aku tidak memanusiakan kamu, kamu hanya perlu membalik memori lama,
barangkali ada kata setajam paruh elang yang sengaja atau tidak kamu tancapkan
di sana.
Remove the old me from your mind. I am not the same person i was. I
am growing, evolving and adapting. Don’t discrupt my peace just because you can’t
figure me out or get a hold of me.
Salah
satu penerapan sederhana memanusiakan sesama manusia lain, belajar memahami
sebelum menghakimi. Jangan sesekali memberi beban moril, sebab itu membuat diri
seseorang semakin merasa terisolir.
Aku
termasuk yang susah membagi rahasia. Jika kamu mendapati aku berbagi nestapa,
suka duka, serta jatuh cinta berarti kamu sudah kuanggap manusia yang manis dan
berbeda. Kalau aku boleh meminta satu hal, jangan pernah membuat aku menyesal
karena telah percaya dan menganggap kamu manusia yang berbeda.
Terima
kasih telah menerima apa adanya, terima kasih untuk yang beberapa kali menyangkal ketika aku menyebut diri tidak berharga.
In a gentle way, you can shake the world. Like: Mahatma Ghandi
“Queit Leadership” is not an oxymoron.
Nona Introversion
Post a Comment for "Jangan Baca Pikiran Introversion"