Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang Aku Yang Selalu Berkelakar Di Belakang Buku





Ritual klasik nan unik yang sering dilakukan oleh sebagian orang yang sedang jatuh hati—Melukiskan cintanya atau sekadar merangkai aksara untuk menyalurkan perihal rasanya di bagian belakang buku (entah itu notebook atau buku pelajaran sekalipun). 

Berkelakar dengan bualan perasaan, terbelenggu oleh ilusi yang ia ciptakan sendiri, hingga menciptakan coretan-coretan yang menjadi hasil kreasi hati. 

Ada yang saling berkeras hati menanti, tentang siapa yang akan lebih dahulu menghampiri, diam diam saling mengamati, sembunyi di balik topeng tidak peduli, tanpa disadari harapannya terbunuh oleh gengsi.

Tunggu, aku tidak akan membahas perkara cinta kali ini, ini tentang diri yang sulit dimengerti yang selalu kuceritakan—hanya sebatas di bagian belakang buku.
*****

Ini adalah draft tulisan yang telah usang—terlalu lama tersimpan di dalam tas. Untuk membagikannya ke lini masa aku selalu menemu kata gagal, sebab selalu dirundungi insekuritas.

Sebetulnya, betul aku bingung akan memulai draft tulisan rancu ini dari mana. Tentu memulai bukanlah spesialisku—makanya sampai sekarang selalu stuck in level or circle yang itu-itu saja.

Suatu waktu, barangkali kamu akan melihatku begitu kaku, bahkan terlihat angkuh. Menghindari sesuatu—yang sekiranya akan membuatku semakin rancu. Hingga kamu melabeli aku si pemalu nan lugu. Pada lingkungan sekitar acuh tak acuh.

Suatu waktu, barangkali kamu akan melihat tingkahku yang tidak tahu malu. Jauh dari kesan lugu, suka bercanda melulu. Beramah-tamah pada semua tanpa ragu-ragu.

Tidak ada yang benar-benar bisa memahami, bahkan diri sendiri saja belum mengerti apa dan bagaimana jati diri ini.

Kamu menganggap akulah yang paling paham tentang ini semua, tapi sebenarnya akulah yang tidak tahu apa-apa.

Kamu menganggap akulah yang tidak peduli, padahal jauh dari hati palung hati ini akulah yang sebenarnya-benarnya mengamati.

Aku tidak pernah pergi
Aku selalu di sini
Setia pada yang datang dan pergi
Aku tidak pernah dicari
Sebab memang tidak pernah kemana-mana, selalu berdiam diri
Aku akan didatangi lagi
Bila gundah mulai menghampiri
Akupun akan selalu dengan senang hati
Menghibur
Kadang dengan cara yang sedikit ngawur dan melantur
Dengan harapan  dukamu segera kabur
Kadang kala juga, aku tidak bisa diandalkan
Hingga membuatmu malas bertahan
Tidak ada yang tahu kalau aku juga ingin diperhatikan
Bukan salah yang lain
Aku saja yang tidak pernah menjelaskan
Perasaan dan egoku selalu kontradiktif
Sehingga aku terlihat pesimis padahal sebenarnya begitu ambis

Aku bukan pemendam yang handal, aku tidak benar-benar diam, lalu menerima. Semua juga harus tahu kenyataan sebenarnya, sebab hidup tidak selamanya berpihak.

Jangankan kamu, Aku dan Kita. Semesta saja pun akan membentangkan kata ‘tidak menyangka’—bahwa manusia sepertiku ternyata memiliki  adika serupa himalaya dengan sungkawa yang telah mengakar—aku tengah membuat mereka seimbang, jadi maafkanlah jika suatu waktu aku berbeda.

-          -Dari aku, yang sulit dimengerti




Rahmariz
Rahmariz Menulis Untuk Kesenangan!

Post a Comment for "Tentang Aku Yang Selalu Berkelakar Di Belakang Buku"