Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dari Libra yang Tidak Pernah Mengungkapkan


Dari aku, libra yang tidak pernah mengungkapkan

Selamat malam, selamat pagi, selamat siang, dan selamat kapan saja tepatnya pada saat kamu sedang membaca ini.

Aku adalah sosok penuh keterdiaman yang senantiasa menganalisa dan menganalisa, mengumpulkan segala detil bahwa akulah penyebabnya dari sikap seseorang yang berbeda dan berubah-ubah, dari nada suara yang berbeda, sampai respon pesan yang kurang hangat.

Aku akan menjadi yang paling khawatir ketika seseorang yang dekat denganku mulai berjalan sendiri.

Aku selalu ingin menjadi sosok yang selalu terlihat kuat dan kuat. Selalu ingin dapat diandalkan, meski seringnya dimanfaatkan. Aku paling benci ketika aku mulai payah untuk diandalkan.

Aku adalah sosok yang ingin selalu menjadi tempat berbagi kisah kesah, tak peduli berapa kali diri sendiri ambruk dan jatuh terpuruk. Terpenting, orang terkasih terselamatkan meski separuh liver taruhannya.

Aku tidak ingin seorangpun merasakan kesendirian dan kesakitan. Aku tahu betul bagaimana rasanya dipeluk nestapa.

Aku tidak ingin kawanku, kawan yang selalu merengkuh kala langkah mulai merapuh juga merasakan bagaimana rasanya jatuh dan bangkit sendiri.


Aku takut saat tidak bisa menjadi apa-apa sebagai mana orang lain harapkan. Bukan, bukannya tidak mau mencintai diri sendiri, tapi aku tidak pernah tahu caranya. Aku akan memaklumi semua orang yang pergi sebab aku memang terlalu sulit dipahami.

Aku paham bagaimana sembrawutnya diriku, sebentar merasa dalam kondisi terbaik lalu sebentar kemudian merasa dalam kondisi paling sulit.

Aku mengerti dengan segala absurditas yang mengakar dalam diriku. Ketika semua jalinan mulai lekat dan aku mulai sekarat, kamu akan menjauh, bertanya kenapa tetapi tidak pernah sungguh. Atau aku yang terkesan menjauh, lalu dianggap sungguh-sungguh.

Untuk itu, sampai sekarang aku bersiteguh menjadi orang yang tidak berani membuka diri. Aku takut seseorang hanya penasaran dan hanya ingin tahu diriku dibalik kemisteriusan.

Aku berkawan akrab dengan kecemasan dan kepanikan, tapi jiwa ini harus terlihat kuat dan kuat sebab peranku adalah harus selalu bisa diandalkan.

Jangan ditanya bagaimana ketika aku dikecewakan, aku tidak akan bisa marah. Aku selalu memaafkan meski kamu belum sempat mengucapkan. Aku punya stok sabar yang tiada batas.

Mungkin yang kamu tahu, aku tidak punya masalah atau beban apa-apa. Padahal ada banyak resah yang kupaksa reda, sendirian. Ada kekecewaan yang aku pendam, ada tangis yang aku reguk dalam-dalam kala kesunyian malam mulai menghujam.

Aku itu orangnya memang awkward. Susah sekali diajak bicara, apalagi dengan orang baru. Senyum basa-basi tanda menghargai, pun terkadang kulakukan dengan kikuk.

Aku itu pendiam. Jangankan dengan orang lain, ketemu saudara saja berpikir sedemikian rupa untuk sekadar mengobrol apa saja.

Aku mungkin akan jadi makhluk paling rare, suka mentransformasikan apa-apa ke dalam kata-kata.

Kalau marah  jangan ditanya seperti apa, paling mahir melayangkan sarkas ke dalam kata. Siapa saja, bisa dibuat tokoh antagonis di antara deret aksara yang aku cipta.

Tidak ada yang istimewa dariku, aku hanya manusia prosa yang suka mentransformasikan apa-apa ke dalam kata-kata.

Dari aku, Libra yang tidak pernah mengungkapkan


Rahmariz
Rahmariz Menulis Untuk Kesenangan!

Post a Comment for "Dari Libra yang Tidak Pernah Mengungkapkan "