Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KKN Up Normal





Bismillah.. 



Kisah Kesah Nyata di Tanjung Kapal.

Setelah sekian lama meninggalkan rutinitas nulis, akhirnya panggilan jiwa itu datang. Bermodalkan kopi rasa-rasa perisa cabe, aku menemu inpirasi gaes.
Kali ini, aku ingin mengabadikan tentang kewajiban yang harus kulaksanakan pada semester tujuh ini. KKN namanya.

KKN bukanlah salah satu yang bisa dijadikan alasan untuk menjeda rutinitas nulis. Aku saja yang malasnya sudah mencapai level tinggi. Naluri main-main masih mengakar dalam diri. Bukan apa-apa, jiwa ini terlalu lelah hidup dengan insekuritas yang berkepanjangan. Mobile legends dan Tik tok. Itu pula yang kujadikan untuk mengisi kekosongan hati. Hiyaaa..

Dua pekan berlalu, hidup di desa yang jauh dari yang namanya Kota. Jauh dari ramai dan sembrawutnya lalu lintas kendaraan seperti di Kota. Mobil lewat satu atau dua saja, kawan-kawan sudah senang sebab teringat Pekanbaru. Katanya.

Tanjung Kapal, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Itulah nama desa tempat kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) . Suasana alam yang masih asri menuntunku untuk berpikir secara alami. Kenapa daun-daun meranggas meskipun terkadang masih muda? Kenapa bunga-bunga yang indah bisa layu dalam sekejab? Kenapa ada banyak perpisahan ketika banyak orang tidak menginginkannya? Kenapa selalu ada ketimpangan dalam hidup? Ada kaya ada miskin, ada baik ada buruk, ada normal ada juga cacat. Katanya semua ini berasal dari sumber yang sama. Jika demikian, mungkin ada ketidakberesan di sana. Entahlah.

 Rasa-rasanya kehidupan di desa adalah serangkaian hidup dengan kumpulan objek yang paling nyata. Terlebih hidup dengan orang-orang yang baru, dimana baru saling mengenal. Kami sangat bisa merasakan bahagianya, sungkawanya, lukanya, tawanya, hingga amarah yang pada akhirnya padam dengan sendirinya. Kami beranggotakan sepuluh orang, terdiri dari Koordinator Desa (Kordes), Sekretaris, Bendahara, dan anggota. Kami bersepuluh adalah sekumpulan cerita. Yang mana, masing-masing memegang kendali satu sama lain, atau untuk diri sendiri. Tentang bagaimana kita mengambil keputusan, hingga kadang kita terjebak dalam keputusan yang kita buat. Itu tetap hidup yang mesti kita jalani dan perjuangkan. Selama kurang lebih dua bulan ini.

Ini bukan soal perjuangan yang bisa kita hentikan begitu saja, meski berkali-kali rasa lelah yang membuat ingin henti itu menyambangi.

 Dengan ini aku pribadi sadar, hidup dengan pena dan buku saja, tidak membuat aku benar-benar hidup. Apalagi ketika di kampus hanya datang mengisi presensi kemudian berlindung dibalik meja mendengar ceramah dosen. Diberi pasokan materi berisi teori-teori kaku hingga dicekoki tugas-tugas yang tiada akhir. Itu semua tidak cukup membuat aku benar-benar merasa hidup.

 Ketika ber-KKN inilah aku dan barangkali kita merasakan hal-hal baru. Meski bergelut dengan banyak rintangan, KKN juga menyenangkan. Dengan sedikit pembekalan dari kampus, Kita, mahasiswa KKN dituntut untuk aktif terjun menerapkan teori ke masyarakat. Belajar mandiri. Juga peka terhadap sosial lingkungan dan lingkungan sosial.

 ***

 Bagiku, masa perkenalan yang terbilang singkat setelah beberapa waktu yang pertemuannya sebatas formalitas, Itu pada akhirnya telah mampu untuk mengenal satu sama lain. Sejak saat itu, Kami sudah dengan gamblangnya mengukir gelak tawa. Kita memang seharusnya membaur dan menjadi seperti keluarga baru.

 Kalian mesti tahu! Tentang kegilaan keluarga baruku di Posko. Yang tadinya calm dan (sok-sok) cool, dalam sekejab sudah dibuat pecicilan tiada bandingan. Karena tingkah laku atau jokes mereka, aku sering tertawa, sudah begitu dibuat susah berhenti, karena memang selera humorku down to earth banget kalau istilah anak kekiniannya.

 Sekian dulu, nanti kelanjutannya ada yoo!

 Terima Kasih sudah mau baca.

 Arigatou, Gozaimasu!
Rahmariz
Rahmariz Menulis Untuk Kesenangan!

Post a Comment for "KKN Up Normal"