Set Your Own Parameter To be Cool

Kalau dipikir-pikir, mikir itu bikin capek. Saat tubuh sudah lelah dan ingin mengistirahatkan diri, tapi otak tetap tidak bisa berhenti untuk berpikir. Tapi kalau dipikir-pikir lagi aturannya kita harus bersyukur masih bisa mikir dan masih punya pikiran. Coba kalau hilang pikiran? Gimana tuh?

Please, set your parameter to be cool, terus berpikir tanpa menemukan jalan keluar yang pasti hanya akan membuat lelah dan jatuh ke lingkaran hitam nan gelap. 

Berdamailah dengan sendiri, belajar menerima apa yang sudah terjadi meski terjadinya tak diinginkan, jangan suka makan ego sendiri.

Segalanya berjalan sesuai jadwal, tak pernah terlambat, ataupun salah alamat. Tergantung bagaimana proses yang kamu lewati.

Aku pernah baca quote yang bunyinya begini: “kalau perlu sering-sering bilang ‘im cool on my own’”. Thats right, mulai sekarang tentukan definisi kerenmu bagaimana, jangan lagi mau terus-terusan hidup dengan standardisasi yang ditetapkan orang lain.

 “Kapan wisuda? Sudah berapa kali bimbingan? Mengapa kok belum seminar? Ah nggak nyangka,entar diam-diam duluan.” Diem dulu, serius! Bagi sebagian besar mahasiswa tingkat akhir ini pertanyaan-pertanyaan menyebalkan. Apalagi diucapkan dengan nada penuh ekspektasi tinggi nan menjatuhkan. 

Ditambahkan lagi melihat teman-teman seangkatan sudah pada seminar, sidang skripsi, bahkan sudah ada yang diwisuda. Kemudian mulai membanding-bandingkan perkembanganmu dengan orang lain. Rasanya kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan teman sebaya. Kau merasa jauh tinggal di belakang. Sebenarnya tidak ada gunanya kalau kau hanya sekadar membandingkan, tanpa bergerak dan berusaha lebih gigih lagi.

Apapun yang membuatmu lelah hari ini, jangan pernah menyerah, belajarlah sabar dan ikhlas, sebab tanpa keduanya kita tidak akan merasakan dekat dengan Tuhan dengan sejuta harapan dan doa. Ucapkan terima kasih dulu untuk dirimu sendiri yang sudah sanggup berjuang hingga hari ini. 

Mereka memang keren sekali, bisa menyeselaikan tepat waktu. Tapi, kamu juga tak kalah keren,kalau mau terus berusaha dan bisa menyelesaikan di waktu yang tepat.

Teruntuk yang patah,kalah, tumbuh, sembuh, pemenang, pecundang atau apa saja yang mewakili diri saat ini. Segudang impian punya sejuta jalan, namun tetap sang pemilik hidup yang akan menentukan hasilnya. Bukan berarti kamu tidak mesti berbuat apa-apa. Lakukan usaha yang diiringi dengan rapalan pinta ke sang pemilik hidup.

Melihat orang-orang memiliki banyak pencapaian, lalu kamu dibuat kepikiran. Apa yang salah dengan dirimu? Apakah kamu tidak pantas mendapatkan semua itu? Apa kamu selama ini kurang usaha atau banyaknya usaha yang kau lakukan hanya menemu kata gagal?

Jangan bertahan dengan keadaan yang akan menghambatmu untuk berkembang. Seperti pikiran-pikiran buruk tersebut, bebaskan dari pikiran-pikiran yang menghambatmu terus maju, karena ada banyak peluang di sana yang menuntunmu menuju sukses. Lakukan apa-apa yang mesti dilakukan. Terpenting, kita tidak terus lambat apalagi sampai mengabaikan tanggung jawab. 

Kamu manusia, bukan sesuatu yang dengan mudah bisa dikendalikan oleh ekspektasi dunia. Kau punya jalan sendiri,punya alurmu sendiri,kau punya sabar yang tiada batasan, kau punya pilihan dalam memilih, dan akan lebih baik memilih berdiri di atas kaki sendiri, dan memilih sendiri arah tujuan hidupmu, tanpa harus membuntuti langkah orang lain.

Orang lain boleh saja memiliki pandangan lain tentang hidup. Namun, tidak ada ada yang berhak mendikte jalan yang kaupilih. Seperti kamu yang memilih jalan luar, mereka pun boleh memilih jalan liar. Tidak mesti mengikuti arah berliku orang lain, kamu pun bisa menentukan arah likumu sendiri.

Sekali lagi, jangan membandingkan perkembanganmu dengan orang lain,kamu keren dengan caramu sendiri. Instrospeksi, introgasi,evaluasi dan yang jangan lupa set your parameter to be cool. Jadi, ketika kamu tidak bisa memenuhi ekspektasi orang lain, kamu tidak kehilangan definisi kerenmu dan tidak mudah mengklaim diri sendiri tidak berarti apa-apa. Kamu ada, karena kamu berharga. 

            Jika bisa memecahkan masalah sekarang, maka pecahkan. Jika tidak, apa salahnya menunda kekhawatiran besok, kemudian besoknya lagi.

I am what i want.

Thanks, Rriz 2020