KKN First Impression
“Rupat
mayoriti masyarakatnya melayu, ada juga Trans. InsyaAllah kebudayaannya masih
asri, karena Bengkalis merupakan salah satu ikon peradaban Melayu di Riau.”
“Mungkin
program unggulan yang bisa kalian kembangkan adalah spot wisata, tanaman
mangrove, dan eksplorasi wisata”.
Yeay..ini
udah cerita Kuliah Kerja Nyata (KKN) series ke empat yang aku publikasikan setelah KKN
Up Normal, Surat Terbuka Untuk Keluarga kkn dan I Can See Gost In The Kkn. Yang belom sempat baca, boleh dilihat di blog ini.
Awalnya aku
dulu sempat nggak niat kkn, nggak niat kkn tapi niat sekali bisa nulis buku
tentang perjalanan KKN. Meskipun bukunya belum terealisasikan tapi niat baik
nan mulia itu belum sama kali kuurungkan teman-teman. Untuk itu aku tulis
random di blog ter-revolusioner versiku ini. hiyaa narsis bgt lo ye riz
Oh iya
untuk tahun ini ada kabar buruk soal kkn, sebab wabah covid 19 yang sudah
mendunia, KKN bakal dimodifikasi—kkn akan dilaksanakan secara daring menurut
kabar yang beredar. Berdoa saja, mungkin yang lebih seru menunggu.
13
Mei 2019
Hari
dimana mahasiswa semester enam di kampusku dihebohkan dengan pemilihan lokasi
kkn secara daring. Ruwet, pendaftaran online ini cukup menguras emosi
karena dihadapkan pada server sibuk akibat banyaknya yang masuk secara
bersamaan. Hadeuh. Pada nungguin
sampai seharian tambah semalaman biar dapat lokasi yang diinginkan.
Aku waktu
itu antara iya sama enggak mau kkn, dapat lokasi syukur, kalau enggak kkn tahun
depan. Duh, dasar pikiran nggak ada akhlak. Seenaknya berpikir mau kkn tahun ini.
untung itu nggak terjadi. Kalau nggak, bisa panjang penyesalan.
14
Mei 2019
Subuh-subuh
gawaiku udah berdering aja, tumben. Kulihat in coming call dari sahabatku, Maya.
“Ini
lokasih udah pada mau penuh? Kamu udah ngisi?”
Bergegaslah
aku membuka laptop buat pilih lokasi, aku lihat yang terdekat, yaitu kabupaten
kampar. Sold out semua guys.
Akhirnya
random, pilih Bengkalis. Karena sahabatku, Sri Rahayu pernah ngajak juga kkn di
sana, eh ternyata dia jadinya kkn di Rokan Hulu. Terdamparlah aku di sana
seorang diri.
Awalnya
aku ingin menarik diri, terus kknnya mesti satu lokasi sama Maya atau Nining
guys. Khawatir, nggak bisa menyesuaikan dengan orang-orang baru. Satu kelompok,
nggak ada yang kenal. Untung masih ada secercah pikiran positif ditambah
dukungan dari orang-orang terdekat.
Penasaran
soal lokasi, mulailah tanya-tanya ke senior. Salah satunya Bang Teguh, dia
jelasinnya detail banget.
“Kkn
di Bengkalis itu gimana bang?”
“Apanya
gimana? Nanti ada pembekalan kok,sebelum kkn entar juga kalian akan survei
lokasi.”
“ke Tanjung
Kapal pakai kapal ya?”
“lima
jam perjalanan dari Pekanbaru melewati Minas- Kandis- Duri- Dumai. Dari Dumai
nyebrang sekitar empat puluh lima menit, sampai seberang kalian udah
menginjakkan kaki di Tanjung kapal.”
“bengkalis
memiliki tiga pulau terpisah, pulau bengkalis, pulau Rupat dan pulau Sumatera
yakni Duri.”
“Rupat
mayoriti masyarakatnya melayu, ada juga Trans. InsyaAllah kebudayaannya masih
asri, karena Bengkalis merupakan salah satu ikon peradaban Melayu di Riau.”
“Mungkin
program unggulan yang bisa kalian kembangkan adalah spot wisata, tanaman
mangrove, dan eksplorasi wisata.”
“nanti
kalau buat novel, gratiskan untuk abang ya.”
“Pasti
jadi tuh, kan author mah, cerdik dalam memanfaatkan suasana.” Beliau aja kepikiran tuh mau novel gratis. Aku
membatin Aamin aja saat itu.
Itulah
banyak penjelasan terlebih dahulu yang aku dapat dari bang Teguh. Cerdas sekali
beliau itu udah macam Tour guide, wawasannya luas banget. Anak jurnalistik
gitu loh.
19
Mei 2019, sekitar pulul sepuluh pagi, masih di bulan Ramadhan.
Rapat
koordinasi pertama antara anggota kelompok dilaksanakan, di Fakultas Ushuludin.
Aku orang kedua yang datang saat itu,karena yang lain pada bingung cari gedung
Fushu itu dimana, mungkin. Sedangkan yang pertama datang itu tuan rumahnya. Betul,
beliau mahasiswa Ushuludin itu sendiri.
“Duduk
aja langsung mbak” sapanya.
“Apa-apaan
itu kok panggilannya mbak.” Batinku.
Aku masih
berdiri celingak celinguk di situ, memastikan kelompokku yang mana,
susah juga nggak ada yang kenal sebelumnya satupun. Senyum kikuk aja waktu itu
membalas sapaan orang tadi.
Setelah
ada anak perempuan yang duduk di situ, baru aku ikutan duduk. Satu jam juga
menunggu kedatangan mereka semua sampai lengkap, itupun masih dua orang yang
tidak datang karena ada hal penting lain yang mereka tidak bisa ia tinggalkan.
Nah ini
dia nih, First impression atau penilaian pertama aku melihat kalian yang
sekarang aku rindukan. Setelah semua yang hadir memperkenalkan diri.
Deni
Kurniawan, ini orang kayaknya berjiwa pemimpin dan mudah bergaul ya. Buktinya dia
yang mimpin rapat kala itu. Ini juga yang tadi yang panggil aku dengan sebutan mbak.
Iwh
Fauzul
Azmi, ini lagi hampir sama kayak Deni, Cuma lebih stay cool. Buktinya dipilih jadi Koordinator
Desa loh dia.
Usman
Khoirin, ini kayaknya pendiam tapi kalau udah kenal sepertinya asyik juga. Tolong,
ini aku nggak bisa lupa—Usman duduknya sambil gerak-gerakin kakinya, berusaha
sok cool kali ya.
Annisa
Luthfia, Ini orang kayaknya jutek dan bakal disegani nih dalam kelompok.
Epi
fadilah, cantik dan modis orangnya, kayaknya dia juga sangat mudah bergaul.
Dyah,
lembut dan baik. Tapi dia nggak jadi satu kelompok dengan kami setelah dia memutuskan
kkn di Bintan, kepulauan Riau.
Ismayanti
Harahap,kayaknya pendiam juga, harus diajak ngobrol duluan kayaknya nih baru
bersuara.
Fikratul
Aziz, kelihatan sangar tapi kayaknya dia baik.datang rapat paling telat nih ya.
Urutan
perkanalan pertama kali kita, aku masih hapal detailnya guys, dari siapa
yang duluan sampai terakhir.
Yang
nggak hadir ada Erfiani Ramadanti sama Rezky yang pada akhirnya digantikan sama
Yuni.
Awal
kenalan belum ada tawa, yang ada bikin aku pusing banget karena ditunjuk random
jadi bendahara. Apa-apaan itu, kok aku nggak boleh nolak? Hanya karena kata
mereka aku anak Ilmu Komunikasi guys. Padahal kan lebih berhak si Isma anak
Fakultas Ekonomi.
Ah,
sudahlah. Overthinking mulai menguasaiku, karena awal perjumpaan kami lumayan
nggak asyik. Aku semakin takut nggak bisa menyesuaikan diri.
Pas buka
bersama baru lengkap anggota.
Erfiani
Ramadanti digabung sama Epi fadilah, cair dah suasananya. Udah bisa bercanda kita
waktu itu, khusus anak perempuan. Yang lelaki masih belum.
Yuni
Rahmawati, udah kenal dari lama. Sering satu organisasi internal kampus, satu
jurusan, satu konsentrasi, Cuma beda kelas, tapi nggak akrab. Cuma sekedar
kenal saja.
Jalani
aja dengan sebaik-baiknya, pasti Tuhan punya rencana baik untuk ini semua. Toh,
baru kenal udah pasti pada jaim-jaiman dulu.
Aku lebih
fokus ke lokasi yang bakal interesting nanti.
Pulau
Rupat di tepi laut siapa suka boleh ikut. Nyanyi dulu.
Ini alurnya
balik ke awal mula kenapa aku bisa kkn di Tanjung Kapal.
Akan aku sambung lagi ya.. aku belom puas ceritain teman-teman satu kelompok beserta
kelakuan sebenarnya sih, baru first impression.
Maaf
part ini random banget dan kebanyakan curhat.
See you
on kkn series lima.
Post a Comment for "KKN First Impression"