Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Senja Tambah Kopi Sama Dengan Kamu


Aku menyebutmu senja
Tempat dimana rindu berlabuh
Menjadi alasan dari segala doa
Kemarin senja terbenam setengah tiang
Setengahnya masih terduduk di ladang bintang
Menanti balasan doa darimu
Aku bersikukuh menyelami ketidakpastian
Padahal senja telah datang
Membawa pundak dan puisi-puisi
Tentang masa depan
Masih tentang lukisan senja
Kali ini hadir seusai tangisan langit reda
Dan masih tentang nama yang senantiasa
Kusebut dalam heningnya doa di peraduan
Karena cinta sejati sebelum halal
Ialah hanya tersemat dalam doa
Pada senja kuadukan segala lara
Semoga ia mengerti bahwa apa yang tenggelam
Dapat hadir kembali kepermukaan
Kepada senja kuutarakan
Bahwa rindu-rindu yang menjengkelkan
Adalah lautan yang tak pernah diam
Pada senja kulepas liarkan
Segala rasa cinta pada sujud dan doa ku
Tersenyumlah, sebab setiap senja aku akan kembali pulang
Memeluk dan mengecupmu dengan doa-doa
Saat malam menjelma sunyi.

Aku menulis karena aku menyukai kamu, bukan menulis untuk disukai kamu.
Meski katamu, kamu suka meneguk tiap kata yang kutuangkan dalam tulisan.

Aku tahu takdir itu pasti, tidak lagi memilikimu itu bisa jadi, sampai tidak melihat kamu di muka bumi pun bisa terjadi. Aku memilih menulis tentang kamu agar kamu selalu ada dalam duniaku, selalu hidup bersama kata yang aku ramu, selalu ada saat aku berkali-kali diserang rindu.

Dan sekarang aku benar-benar takut kehilangan kamu.

Aku mau mengabadikan kamu, seseorang yang membuatku kembali merasa lengkap.

Coretan ini teruntuk kamu yang kujadikan pusat semesta. Seseorang yang menjadi penyebab debar sekaligus gusar.

Aku ingin berbagi paradigma denganmu, memandang jendela dunia dengan ragam pikiran kita.
Aku juga ingin berbagi tentang aku pada hidupmu.  Jika aku telah sampai pada titik dimana aku tidak bisa berbagi, maka ada kamu yang akan membagi kisah tentang bagaimana caraku mencintaimu.

Jika manusia terbiasa melupakan dan dilupakan, aku tidak mau kita demikian. Aku mau kita abadi dalam tulisan maupun dalam masing-masing ruang ingatan.

Ini untuk kamu yang sudah membuatku tersenyum sepanjang hari. Untuk kamu yang membuatku senang tinggal di bumi.

Aku akan patuh menunggu, dalam syahdunya nada cinta pada tiap-tiap doa dan pengharapan, dan rindu-rindu yg berdatangan, biarlah tetap berjuang, merajut cinta dalam doa, aku menunggumu, menadahkan kedua tangan penuh kasih dengan balutan ikhtiar.

Sebelum ini ada malam-malam yang begitu pelik, datang hanya untuk memerihkan relung. Tapi aku memercayai pagi, Tempat dimana aku bisa melakukan ritual memakamkan rindu pada netramu. Begitu juga, pada kata "sebaliknya". Tapi, kini rasanya sama saja--pagi dan malam sama-sama datang  dengan rindu yang bebal, tak bisa diatur dan tak pernah pulang-pulang dari kepalaku yang riuh, meski sudah berkali-kali kusuruh tandang ke tempat lain, selain di kepalaku. 

Barangkali binar mataku masih bisa kau lihat saat itu—terakhir kali kita menghabiskan waktu berdua. Bahwa aku sedang bahagia bisa ada di sampingmu, sekaligus sedang berduka sebab setelah itu aku tak lagi bisa memandang wajahmu yang menenangkan itu.

Setabah hujan di malam hari. Dalam kelam malam, ia tetap turun ke bumi meski setelahnya tak menjanjikan pelangi. Perihal mencintaimu pun begitu, aku tetap tabah meskipun terkadang pengabaianmu mulai muncul ke permukaan, aku tetap menerbangkan namamu ke langit. Hanya Tuhan yang tahu semua bentuk usahaku.

Mencintaimu juga ibarat secangkir kopi pahit, meski pahit membuat candu, sehingga ingin mengulangnya lagi dan lagi. Dan bagiku kopi sangat nikmat dan dengan meminumnya membuat ilham untuk menulis berdatangan.

Selamat minum kopi, selamat rindu.

Rriz
Rahmariz
Rahmariz Menulis Untuk Kesenangan!

4 comments for "Senja Tambah Kopi Sama Dengan Kamu"

  1. Kopi hitam hu, jangan lupa tinggalin jejak juga di https:klinikflashing.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Kopi hitam hu, jangan lupa tinggalin jejak juga di https:klinikflashing.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Semangat gan.
    (Griya Sinau Kebumen)

    ReplyDelete