Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Semangat Anak Desa di Tengah Pandemi


Siapa yang tidak kenal virus corona ini? Kecil tapi mematikan. Kehadirannya tak pernah diinginkan. Merubah segala sistem kehidupan. Pasar mulai terlihat lengang. Jalanan mulai terasa sepi.  Segala hal mulai dilakukan dirumah. Tidak terkecuali dengan dunia pendidikan.

Sekolah yang biasanya penuh dengan senyuman anak-anak kecil. Universitas yang biasanya penuh dengan generasi yang rajin berdiskusi. Semuanya mulai terasa lengang, tidak ada hiruk pikuk kehidupan. Tidak ada lagi proses pembelajaran tatap muka, semuanya berubah dengan cepat sejak si kecil datang menyerang. 

Banyak sekali orang-orang yang merasakan dampak dari kehadiran si kecil itu. Pedagang mulai tidak berjualan, tukang ojek sudah tidak ada penumpangnya lagi, bahkan ada yang sampai di phk dari tempat kerja karena bencana ini.

Sama seperti orang-orang yang lain, Isna yang merupakan salah satu mahasiswi yang merasakan dampak dari kehadiran si kecil nan mematikan itu. Dia harus pulang kampung karena sistem pembelajaran yang berubah menjadi daring.

Isna berjalan menyusuri jalan di kampung nya yang masih sepi, pelan-pelan ia berjalan mengantarkan langkah kakinya ke tepi pelabuhan. Pelabuhan itu masih sepi belum ada kegiatan warga, yang seperti biasanya mandi atau mencuci baju. 

Angin pagi menambah energi postitif untuk belajar hari ini. Jilbab yang dikenakan dengan  rapi, pulpen dan buku tak lupa ponsel pintar untuk belajar daring, semua sudah siap sedia. Bekal minum untuk persedian selama kuliah online tak lupa selalu menemaninya. Hari ini Isna benar-benar siap mengawali kuliah online di kampung halamannya.

Jika teman-teman yang lain bisa memulai perkuliahan daring dari rumah masing-masing sambil rebahan, maupun duduk di tempat Favorit, maka berbeda dengan dirinya, Setiap pagi Isna harus berangkat ketepi pelabuhan jika ada jadwal kuliah online. Karena hanya di tempat itu akses jaringan untuk belajar bisa ia dapatkan.

Ia harus berpetualang dengan alam dan sungai untuk mendapat sebuah sinyal handphone. Desa tempat ia tinggal sangat jauh dari permukiman kota, hal itu menyebabkan sistem belajar nya selama daring sedikit beda dari teman-temannya yang tinggal di perkotaan.

Meskipun sistem belajar yang berbeda Isna mengatakan tidak ada masalah baginya.

Ya, ngak apa-apa semangat aja karena gak ada pilihan lain. Mahasiswa lain juga sedang daring tapi mungkin caranya aja beda, mereka bisa sambil makan atau rebahan di rumah, sedangkan saya harus duduk berhari-hari kalau geser bisa hilang jaringan nya, heheheTerang Isna ketika menceritakan pengalaman daringnya.

Semangat Isna dalam belajar sangat bisa dicontoh dan inspirasi bagi semua orang. Meskipun sedang dalam keadaan pandemi covid-19 berbagai cara dia lakukan, agar tetap bisa mendapatkan pembelajaran yang sama dengan anak-anak yang lain. Meskipun harus berhari-hari berteman dengan matahari di tepi pelabuhan.

[Penulis bernama lengkap Misnawati (Ana), ia merupakan mahasiswa Jurnalistik, yang tengah berjuang belajar daring di tengah pandemi saat  ini.]

Post a Comment for "Semangat Anak Desa di Tengah Pandemi"