Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

What Is The Meaning Of Love? | Chapter 1

Close-up photo portrait of pretty sweet lovely smart clever cute wondered charming bookworm closing covering face with notebook notepad holding hands isolated violet background Close-up photo portrait of pretty sweet lovely smart clever cute wondered charming bookworm closing covering face with notebook notepad holding hands isolated violet background. meaning of love stock pictures, royalty-free photos & images
Ilustrasi: istockphoto

Description

Mengapa mencintaimu  begitu sulit. Mengapa mencintaimu begitu menyakitkan. Mengapa mencintaimu begitu menyiksa hatiku. Layakkah aku di matamu? Layakkah aku mencintaimu atas apa yang telah kau lakukan kepadaku? Jadi, apa arti cintaku untukmu selama ini?

Prolog

Bersamamu aku Bahagia. Bersamamu aku mengenal apa arti cinta yang sesungguhnya. Bersamamu aku mengerti akan cinta. Bersamamu aku memahami arti kesetiaan. Karena cinta aku bertahan denganmu, memahamimu, bersabar akan semua sikapmu, aku Bahagia berada di dekatmu.  Sampai akhirnya aku tau kau tidak pernah menganggapku ada dan jatuh cinta dengan wanita lain. Wanita yang sebenarnya adalah sahabatku sendiri.

10 bulan kita bersama, 10 bulan aku setia dan bertahan denganmu, 10 bulan yang kukira kau juga mencintaiku. Nyatanya aku salah, kau hanya mencintaiku sampai 4 bulan dan 6 bulannya lagi? Hanya kau anggap sebagai hubungan status palsu. Detik itu kebahagiaan ku terhenti, kebersamaan kita sudah tidak ada artinya bagimu. Sakit, kecewa, sedih itu semua yang aku rasakan. Aku hanya ingin engkau tau, bahwa sampai saat ini perasaanku tidak pernah berubah kepadamu, rasa yang tulus untukmu, rasa yang bernama cinta. Ya, aku masih mencintaimu dan akan selalu begitu, selamanya.

Chapter 1

420 hari yang lalu. 

05:30 AM WIB. 

Haruskah hari ini masuk sekolah? Oh God, aku sangat malas masuk sekolah hari ini. Bukan hanya hari ini, tetapi setiap hari. "Bellva! Turun makanan sudah siap." Mama. Ya itu mama ku, mamaku yang sangat bawel dan menurutku bawelnya itu sudah overdosis, entah nenekku mengidam apa saat hamil mamahku. "BELLVAA!! TURUN SEKARANG!" Tuh kan bener, belom 5 menit udah manggil lagi. Boro -boro 5 menit, 2 menit aja gak nyampe. Dari pada aku di omelin mending turun sekarang.

---------------------

Saat aku turun ke bawah tenyata di ruang makan sudah ada Mama, Papa, Kakakku Stella, dan hey kemana kakakku yang satu lagi. 

"Ma, kak Arkan kemana? Kok gak ada?"

"Arkan udah berangkat duluan, katanya ada urusan. Kamu ngapain aja lama banget turunnya!" Tuhkan bawelnya keluar. 

"Biasa mah paling dandan dulu biar bisa dilirik cowok-cowok di sekolah. Kan, she is a slut." kata kakakku yang langsung membuatku menengok ke arahnya.

"Heh! kamu stella jaga omongan kamu, gak baik bicara seperti itu." 

Aku tidak menggubris omongan kakakku, tidak penting. aku pun langsung mengambil tempat duduk di sebelah Stella dan langsung menyantap sarapanku. 

Setelah selesai menyantap sarapanku, aku langsung bergegas ke mobil untuk berangkat ke sekolah. 

"Ayo pak jalan." 

"Loh non, tidak menunggu non Stella?." kata pak Parjo.

Parjo sopir paling bawel kedua dari mama, nyebelin, rese, dan gak mau ngalah. Hobinya dengerin lagu dangdut dan nyanyi lagu dangdut, padahal suaranya kayak kaleng kerupuk pecah, ancur abis. 

"Aduh gak usah deh, lama nanti aku telat lagi."

 "Yah yaudah deh non ayo kita Let's Go to SMA School." Kata Parjo bersemangat sambil membereskan bajunya dan membukakan pintu untuk masuk ke dalam mobil. 

Aku hanya memutar bola mataku melihat tingkah laku Parjo supirku.

"Ngomong apaan sih pak, udah cepetan." 

Kalian liat sendirikan kelakuannya? Gak jelas. Dasar supir gelo. Akupun langsung duduk di dalam mobil.

Oh iya, btw aku belom ngenalin diri aku, nama aku Chloe Bellvania Natalie panggil aja aku Bellva. Aku baru masuk SMA Swasta terkenal di Jakarta. Oh iya wanita yang tadi mencelaku itu namanya Avantika Stella Irene. Dia adalah kakakku yang paling rese dan menyebalkan. Pergaulan dia juga gak bener, berbeda dari kehidupanku. aku yang selalu dikekang mama, tidak boleh keluar terlalu malam misalnya.

Sementara kakakku jarang ada di rumah dan kalau pun di rumah, setiap pergi pulang jam 3 pagi, pulang sekolah pasti kak Stella jarang langsung pulang. Aku menunggu kebebasan itu, tetapi sepertinya tidak mungkin. Aku tidak akan boleh keluar malam oleh mama, apa lagi papa yang selalu overprotectif kepadaku.

Entahlah kenapa kakakku dibebaskan sedangkan aku tidak, padahal aku dan kak Setlla sama-sama perempuan. Aku merasa mereka pilih kasih. Setiap aku tanya mengapa mereka mengekangku mereka hanya bilang karena aku masih kecil dan Kak Stella sudah besar. Hello please deh, aku sudah besar sudah masuk SMA. Kurasa itu hanya alasan orang tuaku saja agar aku menurutinya.

Kak Stella sangat cantik, dia cewek terpopuler pertama di sekolah, banyak cowok yang ingin menjadi pacarnya. Tapi entahlah, kakakku menolak semua cowok itu dan sampai sekarang kakakku masih single. Dan satu lagi, kakak keduaku yaitu Arkana Adhyatsa Rayhan, kak Arkan satu sekolah dengan ku dan kak Stella, dia kelas 2 SMA sedangkan kak Stella kelas 3 SMA, kak Arkan yang memiliki ketampanan yang sangat, dia juga sama seperti kak Stella, populer. Dia sudah mempunyai pacar kak Anna dia sangat cantik, baik, sopan, dan pintar. Kakakku beruntung bisa mendapatkan kak Anna.

"Non, sudah sampe nih." kata pak Parjo. 

"Oke, Makasih ya pak." kata ku

"Iya sama-sama non." kata pak Parjo sambil hormat kepadaku, aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku melihat tingkah laku pak Parjo. 

Lalu aku turun dari mobil dan melihat gedung sekolahku yang cukup besar itu. Saat aku masuk ke dalam gerbang sekolah, aku melihat anak-anak seangkatan aku yang baru masuk sedang berbaris rapih di lapangan. Oke tunggu di lapangan? Oh My God aku telat, Tuhan kenapa aku bisa telat di hari pertamaku masuk sekolah, sepertinya tadi aku berangkat sudah cukup pagi. Aku pun langsung bergabung dengan mereka yang sedang berbaris. Aku bertanya kepada perempuan yang berbaris di depanku.

"Maaf ini ada apa ya kok pada baris? perasaan hari ini hari rabu dan setau gue upacara itu hari senin." kataku

  "Oh ini bakal ada pembagian kelas, jadi nama kita bakal di sebetuin bukan di tempel di depan pintu kelas jadi gitu deh. Oh iya ngomong-ngomong nama lo siapa?"

 "Nama gue Bellva, kalo  lo siapa?" kataku sambil menjulurkan tangan.

"Nama gue Paramita kanaya Vimala, panggil aja gue aya."

 "Oke, salam kenal ya." kataku sambil tersenyum. 

Setelah acara pembagian kelas itu selesai, aku dan anak-anak yang lain langsung menuju ke kelas yang sudah di bagi. Ternyata aku sekelas dengan Aya dan kedua sahabat kecilku yaitu Andhara Kirana Mahestri dan Alcander Cirrillo. Aku sungguh senang karena sekelas dengan mereka. Pertama aku memasuki kelas aku langsung duduk di sebelah Andhara. Sambil menunggu guru kami masuk kelas, kami berkenalan satu sama lain dan aku mengobrol dengan kedua sahabatku Alcan dan Andhara.

"Ra temenin gue ke kantin yuk." Kataku kepada sahabatku Andhara, lalu Andhara memutar bola matanya ketika aku mengajaknya kekantin. 

"Haduh please deh Bell ini masih pagi, masa lo udah laper, tadi gak sarapan di rumah?" Aku langsung tersenyum memohon.

"Hehe ayolah ra, kan lo tau sahabat lo ini suka ngemil, gue cuman mau beli cemilan ayolah." Kataku sambil menarik-narik tangan Andhara seperti anak kecil yang meminta permen kepada mamahnya. 

"Iyaiya." kata Andhara. 

Aku langsung tersenyum senang dan aku melirik ke Alcan, dia sedang sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya pantes saja dia tidak bergabung bersama aku dan Andhara, lagi asik sama temen barunya toh ternyata.

 "Alcan. Alcan. Aduh bolot banget sih, gue lempar juga nih pake penghapus ALCAN!" kataku berteriak sambil melempar penghapus yang kutemui di kolong mejaku.

 "Aduh, siapa sih yang ngelempar gue? Elo ya ra?" 

"Dih apaan, noh Bellva bukan gue."

 "Apaansih Va nampol-nampol sakit tau kepala gue." kata Alcan sambil mengelus-elus kepalanya yang terkena lemparanku tadi. 

"Ya habis lo dari tadi gue panggil-panggil gak denger." kataku yang tak sengaja melihat ke cowo di sebelah Alcan, cowok itu juga sedang melihatku.

Kami saling menatap sampai tiba-tiba Alcan menyubitku dan membuat aku tersadar dari tatapan cowo itu. "Loh kok lo udah ada di depan gue? sejak kapan?" Tanya ku bingung.

 "Sejak lo tatap-tatapan sama Arsen!" kata Alcan.

 Aku tidak memperdulikan jawaban Alcan, aku langsung berdiri dan hendak keluar, tetapi Alcan langsung menarik tanganku. 

"Eh tunggu, tadi lo kenapa manggil gue?" 

Seketika aku langsung teringat, kalau aku tadi memanggil Alcan untuk mengajaknya ke kantin. 

"Mau ngajakin lo ke kantin, mau ikut gak? Gue laper nih mau beli cemilan." kata ku. 

"masih pagi juga, suka benget nyemil lo nanti gendut loh." kata Alcan sambil berjalan ke mejanya.

"Ye lo kan tau sendiri gue suka ngemil, ngapain lo balik lagi kemeja lo?"

 "Bentar gue mau ngajak Arsen sekalian. Sen lo mau ikut gak ke kantin?" Arsen langsung mengangkat kepalanya yang tadinya sedang memainkan handphonenya menjadi melihat ke Alcan, setelah itu dia melirik ke arah ku dan juga Andhara. 

"Sama sahabat lo juga? Gak ganggu?" "Engga lah woles aja."

Kini Andhara yang berbicara. "Yaudah deh boleh, yuk."

Seperjalanan ke kantin, kami bercanda dan juga mengobrol. Tiba-tiba kami bertemu dengan kakakku kak Arkan dan langsung menghampirinya. 

"Kak kantin di mana sih? susah banget nyarinya. Hai kak Anna." 

"Hai Bell." kata kak Anna sambil tersenyum kepada ku.

Kak Anna itu adalah Pacar kakak ku, mereka sangat serasi dan romantis. Kadang aku suka iri dengan mereka.

 "lo lurus aja dek terus belok kanan itu kantinnya." 

"oke deh makasih kak, duluan ya kak Anna."

 "iya bell." 

Sesampainya di kantin kami langsung mencari tempat duduk yang masih kosong. Dan kami memilih bangku paling ujung pojok yang menjadi tempat duduk kami. 

"Mau pada mesen apa nih?" Kata Alcan.

 "Gue cemilan aja deh apa aja." kata ku.

 "Kalo elo ra sama lo sen mau mesen apa?" Tanya Alcan kepada Andhara dan Arsen.

 "samain kayak lo aja deh can." kata Arsen. 

"kalo gue minum aja can hehe."

 "oke tunggu bentar ya."

Setelah lama menunggu akhirnya Alcan datang membawa pesanan kami.

"Makasih ya sahabat gue yang paling ganteng." kataku sambil tersenyum kepada Alcan.

"makasih ya can." 

"makasih can." kata Andhara dan juga Arsen. 

"Iya sama-sama." 

Setelah itu kami hanya diam sambil sibuk memakan makanan sendiri-sendiri, sampai akhrinya Andhara memecah keheningan.

 "Oh iya Bell lo nanti pulang sekolah ada acara gak?" tanya Andhara kepadaku. 

"Hmm ada sih gue di ajak jalan sama.." 

"Sama gue hehe." Belum selesai aku berbicara Alcan sudah memotong pembicaraanku. 

"Iya hehe di ajak jalan sama Alcan, gak tau tuh dia mau ke mana." 

"Ikut dong please." kata Andhara memohon kepada Alcan.

 "Yaudah, Sen lo mau ikut sekalian gak?" 

"Boleh."

 "oke nanti pulang sekolah kita langsung berangkat." 

Waktu pulang sekolah pun tiba. Aku, Arsen, Alcan, dan Andhara langsung pergi keluar kelas dan menuju parkiran. 

"Ra lo bawa mobil? mau bareng gue?" tanya ku kepada Andhara. 

"Engga, yaudah gue bareng lo aja."

 "Oke."

"Yeayy Dufan!!!! ra naik kora-kora yuk raa!" kataku bersemangat sambil menarik tangan Andhara, Andhara hanya memutar bola matanya.

Setelah menaiki kora-kora kami mencoba menaiki wahana lain, seperti histeria, tornado, ontang-anting dan sebagainya. 

"Udah sore nih pulang yuk." kata Alcan sambil melihat jam tangannya.

 "Ayuk gue udah capek banget nih pegel." Kata Andhara sambil memegangi kakinya.

 "Sebelum kita pulang gimana kalo kita makan dulu? kalian kan belom makan pasti pada laper kan?" kata Arsen.

 "Iya tuh bener gue laper banget nih, yaudah makan dulu aja yuk." kataku sambil menarik tangan sahabatku Andhara. 

Setelah lama muter-muter mencari tempat makan, akhirnya kami memilih makan seafood di pinggir jalan.

 "Mau pada makan apa nih?" kataku sambil melihat-lihat makanan dan minuman di menu. 

"Gue mau ikan gurame bakar dong sama minumnya es jeruk." kata Andhara.

 "Gue kepiting goreng aja deh sama minumnya es jeruk juga." kata Alcan. 

"Oke, gue udang bakar deh, kalo lo apa sen?" kata ku sambil menoleh ke Arsen.

 "Gue samain kayak Alcan aja deh." kata Arsen.

 "Oke minumnya samain aja ya semuanya. Mba nih pesanannya makasih ya." kataku sambil memberi kertas catatan pemesanaan kami. 

Bersambung... 

Cerita Dari Apriana Alriska hobi baper dan dengerin musik, mau lihat karya lainnya : Wattpad Allanaam.

1 comment for " What Is The Meaning Of Love? | Chapter 1"

  1. Mantap, coba keluar dari zona nyaman. Buat artikel yang nichenya berbeda dengan yang lain. Review produk misalnya.

    ReplyDelete